Kanalisasi yang dilakukan MUI Bali untuk mencegah kemungkinan adanya potensi efek berupa gangguan terhadap lingkungan di mana kita tinggal, terutama di Bali
INFO MUI BALI (Denpasar) – PERSOALAN Palestina diyakinkan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bali, H. Agus Samijaya, sebagai masalah kemanusiaan. Konstitusi negara kita secara tegas mengatur penjajahan di atas dunia harus dihapuskan dan kemerdekaan hak segala bangsa. Penjajahan yang dilakukan bangsa zionis Israel disebutkan H. Agus Samijaya yang juga lawyer senior ini menodai nilai kemanusiaan bangsa Palestina.
Sementara H. Oktan Hidayat dari Tim Gerakan MUI Bali Peduli Palestina memastikan, terkait dengan kontibusi untuk Palestina, MUI Bali telah mengambil langkah cepat dan terukur untuk mengkanalisasi potensi aksi yang dapat mengganggu lingkungan masyarakat Bali secara umum.
Haji Agus Samijaya dan Haji Oktan Hidayat, dua tokoh cendekiawan MUI Bali, yang duduk bareng di tim khusus, Tim Gerakan MUI Bali Peduli Palestina (GMUIB PP), sepakat mendorong pemahaman yang seragam di kalangan umat Islam di Bali khususnya, terkait dengan semangat berkontribusi untuk rakyat Palestina yang sedang dilanda kemelut konflik dengan bangsa zionis Israel.
Agus Samijaya yang sehari-hari dikenal sebagai lawyer senior di Bali, mengingatkan dasar konstitusi kita yang secara tegas menyebutkan bahwa penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. “Konstitusi kita juga menegaskan bahwa kemerdekaan adalah hak segala bangsa,” ujar mantan aktivis hak asasi manusia semasa mahasiswa ini.
Dalam konteksnya dengan konflik bersenjata bangsa zionis Israel dan Palestina, alumnus FH Unud ini menambahkan, forum Silaturahim MUI dan Ormas Islam Bali, yang mengusung tema “Kecam Zionis Israel Bela Palestina”, Sabtu 22 Mei kemarin, di Musolah Baitul Mukminin Panjer, Denpasar Selatan, merupakan wujud nyata sikap dan empati umat Islam terhadap penderitaan yang dialami bangsa Palestina.
Sementara H. Oktan Hidayat mengingatkan perang bangsa zionis Israel dan rakyat Palestina kemungkinan akan memakan waktu panjang. “Kita tidak bisa memprediksi kapan konflik zionis Israel dan Palestina ini akan berakhir,” elak mantan anggota DPRD Kota Denpasar tersebut.
Tetapi, alumnus Fakultas Pertanian Unud ini, yakin, kedaulatan politik, ekonomi, dan teritori bangsa Palestina merupakan kunci utama yang niscaya amat menentukan akhir peperangan bersenjata tersebut.
“Sebaliknya, jika bangsa Palestina terus mengalami penindaan atas negeri dan rakyatnya oleh bangsa zionis Israel yang didukung sekutu-sekutunya niscaya perang ini akan berkepanjangan,” tambah Oktan.
Menurut Oktan, kita semua di Indonesia memiliki kepedulian atas tragedi kemanusiaan di wilayah Palestina. Namun, katanya, khusus di Bali, MUI telah mengambil langkah cepat dan terukur untuk menekan potensi masalah yang bisa saja muncul di tengah semangat berkontribusi untuk bangsa Palestina.
“Kanalisasi yang dilakukan MUI Bali untuk mencegah kemungkinan adanya potensi efek berupa gangguan terhadap lingkungan di mana kita tinggal, terutama di Bali” jelas Oktan.
MUI Bali, lanjut Oktan, berinisiatif menggagas terbidaninya sebuah tim khusus, Tim Gerakan MUI Bali Peduli Palestina (GMUIB PP). Tim ini diamanahkan bekerja mengonsolidasi potensi semua elemen yang ada untuk berkontribusi kepada Palestina, tetapi dengan menekan peluang munculnya ekses yang tak diinginkan terhadap lingkungan sosial. SYAM KELILAUW